info pendidikan “PARADIGMA BARU BIMBINGAN DAN KONSELING”

Paradigma Baru Bimbingan dan Konseling



Kegiatan pertemuan MGBK SMA/SMK/MA Kabupaten Kuningan, Selasa, 22-10-2013, bertempat di Ruang Auditorium Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Kuningan.
Dengan merujuk pada ikhtisar Carol A Dahir dan Carolyn B. Stone (Moh. Surya, 2012), saya berusaha menjelaskan kepada peserta bahwa Bimbingan dan Konseling dari waktu ke waktu telah, sedang dan akan terus mengalami perubahan secara signifikan, dengan arah sebagaimana tampak dalam tabel di bawah ini:
MASA LALU
MASA KINI
MASA DEPAN
Layanan konseling sekolah di abad 20: 
Transformasi konseling sekolah dengan visi baru praktik proaktif:
Program konseling yang intensional dan bertujuan, terpadu dengan program pendidikan:
·           Counseling
·           Counsultation
·           Coordination:
·         Counseling
·         Consultation
·         Coordination
·         Leadership
·         Advocacy
·         Teaming and Collaboration
·         Assesment and use of data
·         Technology
·         Counseling
·         Consultation
·         Coordination
·         Leadership
·         Social justice advocacy
·         Teaming and collaboration
·         Assesment and use of data
·         Technology
·         Acountability
·         Cultural mediation
·         Systemic change agent
Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa pada abad ke-20, pelayanan konseling lebih terarah dan memfokuskan pada tiga bentuk pelayanan, yang dikenal dengan sebutan 3C, akronim dari: (1)Counseling, (2)Counsultation dan (3) Coordination. Dari ketiga bentuk pelayanan tersebut, tentu intinya terletak pada layanan konseling, yaitu layanan yang bertujuan membantu mengatasi masalah konseli melalui melalui proses komunikasi timbal balik antara konselor dengan konseli. Untuk menunjang efektifitas pelayanan konseling ditunjang oleh pelayanan konsultasi dan koordinasi. Pada periode ini, pelayanan konseling lebih kental dengan pendekatan klinis-terapeutis yang bersifat reaktif.
Selanjutnya, memasuki akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 sekarang ini, arah dan bentuk pelayanan bimbingan dan konseling pun mengalami perubahan yang dipicu oleh bergesernya faktor-faktor yang melandasi pelayanan bimbingan dan konseling [lihat: Landasan Bimbingan dan Konseling]. Pada periode sekarang ini, pelayanan bimbingan dan konseling tidak lagi berkutat dengan pendekatan klinis-terapeutis, tetapi lebih menekankan pada pendekatan pengembangan (developmental) yang bersifat proaktif. Kendati demikian, pelayanan 3C yang mewarnai periode sebelumnya masih dipertahankan, dilengkapi dengan 5 komponen baru, yaitu: (1) kepemimpinan; (2) advokasi; (3) kerja tim dan kolaborasi; (4) asesmen dan pemanfaatan data; dan (5) pemanfaatan teknologi.
Perjalanan profesi pelayanan Bimbingan dan Konseling ke depannya akan terus bergerak mengikuti perkembangan zaman, dengan tetap melanjutkan arah pelayanan pada periode sebelumnya. Menurut Carol A Dahir dan Carolyn B. Stone, setidaknya terdapat 3 komponen baru yang diperlukan melengkapi pelayanan Bimbingan dan Konseling di masa mendatang, yaitu: (1) akuntabilitas; (2) mediasi kultural; dan (3) agen perubahan sistemik.


Komentar:

Berdasarkan artikel tersebut, saya sependapat dengan penulis mengenai paradigma baru bimbingan dan konseling. Perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat berdampak pada berbagai aspek, termasuk pendidikan dan menimbulkan berbagai permasalahan kompleks yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pencapaian keberhasilan proses belajar dan pembelajaran. Bimbingan dan konseling sangat berperan aktif dalam rangka membantu siswa untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang menghambat dalam proses belajar dan pembelajaran mereka di sekolah.
Pada awalnya bimbingan dan konseling lebih menekankan pada pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial, klinis-terapeutis, dan terpusat pada konselor. Mulai dari bimbingan atau penyuluhan dalam bidang pekerjaan, kemudian berkembang pada aspek pendidikan dan bimbingan pribadi. Dalam hal ini konselor sebagai pusat pemandu dan membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi para konseli.
Pada saat ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling yang lebih menekankan pada pengembangan (developmental) yang bersifat proaktif. Pedekatan bimbingan dan konseling perkembangan (developmen guidance and conseling) atau bimbingan komprehensif didasarkan pada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensiyang harus dicapai konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar (standar based guidance and conseling). Sedangkan Maksud dari pendekatan yang berorientasi preventif adalah bimbingan sebagai alat yang bersifat preventif (mencegah) dan konseling sebagai alat yang bersifat kuratif (memperbaiki). Meskipun demikian, hal tersebut tidak berarti bahwa bimbingan tidak berarti tidak memiliki sifat kuratif, begitupun konseling tidak berarti tidak memiliki sifat preventif. Dalam konseling, diperoleh segi preventif dalam arti menjaga atau mencegah masalah yang lebih dalam.
Dalam artikel tersebut juga dijelaskan bahwa pelayanan yang asalnya memiliki tiga komponen menjadi lima komponen, yaitu(1) kepemimpinan; (2) advokasi; (3) kerja tim dan kolaborasi; (4) asesmen dan pemanfaatan data; dan (5) pemanfaatan teknologi. Bahkan menurut Carol A Dahir dan Carolyn B. Stone, setidaknya terdapat 3 komponen baru yang diperlukan melengkapi pelayanan Bimbingan dan Konseling di masa mendatang, yaitu: (1) akuntabilitas; (2) mediasi kultural; dan (3) agen perubahan sistemik. Menurut saya sendiri ketiga hal tersebut akan menjadi hal yang terpenting dan dibutuhkan dalam melakukan proses bimbingan dan konseling di masa yang akan datang. Hal ini merujuk pada tingkat permasalahanyang semakin kompleks dan luas.
Dapat disimpulkan bahwa diperlukan paradigma baru mengenai bimbingan dan konseling, untuk menyeimbangi kemajuan zaman terutama kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan berbagai permasalahan baru yang tidak dapat dipecahkan dengan metode-metode yang terdahulu. Perlu pengkajian dan penelitian yang baru dalam memecahkan permasalahan baru ini, yang tentunya memerlukan disiplin ilmu. Para konselor diupayakan meningkatkan keilmuan dan kemampuan mereka dalam melakukan proses bimbingan dan konseling dalam proses memberikan bantuan kepada koseli.

0 Response to "info pendidikan “PARADIGMA BARU BIMBINGAN DAN KONSELING”"

Posting Komentar

PENDAFTARAN PPPK 2022 SUDAH DI BUKA

sumber gambar: https://sscasn.bkn.go.id/  Website SSCASN sudah bisa dibuka umtuk penerimaan CASN oleh pemerintah di tahun 2022 mulai kemarin...